“Masa Hidup Kami Tujuh Puluh Tahun
Dan Jika Kami Kuat, Delapan Puluh Tahun”
(Mzm. 90:10)
Kutipan Mazmur di atas biasa kita dengar, bahkan mungkin biasa kita ucapkan; entah dalam keadaan biasa, serius atau bersendagurau sekalipun. Sebuah ungkapan bijak para bijak jaman dulu atas dasar realita batas rentang kehidupan manusia.
Dalam sebuah kesempatan senda gurau dengan beberapa teman, seorang teman mengutip kutipan di atas secara bebas dan “menambahnya” dengan ungkapan lain. Dia berkata: “Batas umur kami tujuh puluh tahun, dan delapan puluh tahun jika kuat, serta sembilan puluh tahun jika nekat.” Kami semua tertawa mendengarkan ungkapan itu dan saling melempar komentar, sambil minum teh sore.
Pada tanggal 24 Januari 2007, Mgr. Demarteau MSF, Uskup kedua Keuskupan Banjarmasin, genap berusia sembilan puluh tahun. Saya pikir pencapaian usia pada tahapan itu oleh Bapa Uskup bukanlah sebuah “kenekatan”, sebagaimana ungkapan teman di atas. Tetapi hal itu sungguh merupakan anugerah Allah bagi Bapa Uskup. Di sisi yang lain, anugerah itu bertemu dengan keutamaan pribadi Bapa Uskup, yang menjadikan tahun kesembilanpuluh itu dijelang oleh Bapa Uskup dalam tingkatan kesadaran yang masih dapat dikatakan prima untuk orang seusia Beliau. Baca lebih lanjut