Willibald Pfeufer MSF “Pastor Pedalaman”

“O Sakit yang Menguntungkan…”

Sepenggal kalimat dalam Pujian Paskah atau Exultet “o dosa yang menguntungkan” bisa diubah menjadi “o sakit yang menguntungkan” untuk menggambarkan kisah perjalanan panggilan tokoh kita pada edisi musafir kali ini. Dialah P. Willibald Pfeuffer MSF.

Berawal dari kejadian yang tak disengaja ketika terjatuhnya barang yang diturunkan dari Truk dan menimpa kakinya sehingga jalan hidupnya berubah. Selama masa sakitnya beliau banyak merenungkan jalan hidupnya dan banyak membaca bacaan yang berkaitan dengan panggilan khusus dan seminari yang diterbitkan sekolah MSF. Karena bacaan-bacaan itu Willi muda meraskan adanya benih panggilan dan kemudian mengikuti jejak adiknya yang telah lebih dahulu masuk Gymnasium (sekolah setingkat SMP dan SMU) yang dikelola oleh tarekat MSF. Karena beliau terlambat dan sudah berumur maka pendidikan di Gymnasium ditempuh Putra Kaistern Jerman, kelahiran 30 Mei 1940 ini selama 6 tahun dari waktu normal selama 9 tahun. Ini dikarenakan setamat sekolah dasar beliau sempat menempuh pendidikan pertanian meski hanya sekali seminggu selama 3 tahun sembari bekerja pada sebuah perusahaan pembuat tepung dan pabrik Roti di Kota Wermeck Jerman selama 3 tahun.

Setelah menyelesikan pendidikan di Gymansium, putera pasangan petani Ludwig Pfeuffer dan Klara Pfeuffer (Geb Poop) melanjutkan pendidikan ke Novisiat dan akhirnya ditahbiskan menjadi imam tanggal 15 Juli 1972. Karena ada tawaran dari Mgr Wilhelmus Demarteau MSF, yang dsiampaikan kepada Pemimpin Umum MSF pada waktu itu, maka Pastor Willi datang dan memulai karyanya di bumi Kalimantan Tengah.

Sampai sekarang meski didera sakit gula dan berbagai penyakit lainnya, pastor Willi tetap bersemangat melaksanakan tugas pelayanannya; suatu semangat misioner yang luar biasa yang membuat beliau tidak mudah menyerah. Beliau sering menceritakan semangat dan perjuangannya ketika berkeliling dari stasi ke stasi dengan berjalan kaki demi pelayanan pada umat yang dicintainya.

Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kamu.

Setelah menyelesaikan pendidikan Teologi (1968-1972) di Universitas Yohanes Gutenburg di Mainz, Jerman, Willibald MSF ditahbiskan menjadi imam di Katedral Mainz Oleh Uskup Mainz, Mgr Hermanus Volk pada tanggal 15 Juli 1972. Moto tahbisan imamat yang dipilih adalah Sabda Yesus: “Bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kamu”. Dengan moto tahbisan seperti itu, Pastor Willi meninggalkan Jerman menuju ke tanah misi Borneo tanggal 21 Mei 1973. Tepatnya tanggal 10 Juni 1973, Pastor Willi tiba dengan pesawat di Bandara H. Asan, kota Sampit, dijemput oleh Pastor Klein MSF.

Selanjutnya Pastor Willi bekerja di pedalaman melayani beberapa stasi dari paroki Sampit, semua wilayah yang sekarang ini telah menjadi paroki Parenggean dan Paroki Rantau Pulut serta sebagain daerah Katingan, Kalimantan Tengah. Pada tanggal 27 Oktober 1985 stasi Palangan resmi menjadi paroki Ecce Homo, maka Pastor Willi diangkat menjadi Pastor paroki – sebelumnya beliau hanya disebut sebagai “Pastor Pedalaman”. Namun sejak 22 September 1994, “Pastor Pedalaman” ini ‘masuk kota’ Sampit menjadi pastor paroki Sampit dan sekaligus menjadi ketua Yayasan Siswarta cabang Sampit menggantikan P. A. Sumartosetyoko MSF yang kembali ke Jawa.

Sejak 13 Oktober 1999 Pastor Willi diangkat menjadi administrator Keuskupan Palangka Raya sampai ditahbsikan uskup Palangkaraya yakni Mgr A. Sutrisnaatmaka MSF pada tanggal 7 Mei 2001. Tanggal 10 Mei 2001 kembali ke Sampit dan meneruskan tugasnya sebagai pastor paroki Sampit sampai sekarang.

Tigapuluh lima tahun (35 tahun) Pastor Willi bersama dengan rekan imam lain, katekis, para suster, dan petugas pastoral lain telah melayani umat di kawasan Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah, kawasan yang pernah “kelabu” karena peristiwa “kerusuhan Sampit” tahun 2001. Pastor Willi adalah salah satu dari “sukarelawan” yang ikut serta menyelamatkan “jiwa-jiwa yang terancam” akibat peristiwa ini. Ya…. di tengah suasana genting seperti itu, motto tahbisan imamat, “bukan kamu yang memilih Aku, melainkan Aku yang memilih kamu” telah menjadi senjata iman yang kuat. Dengan motto tahbisan seperti ini pula, “Pastor Pedalaman” ini dengan setia mengajak umat parokinya, mengumpulkan dana pendidikan untuk para Seminaris di dua Seminari: Seminari MSF Johaninum Banjarbaru dan Seminari “Raja Damai” milik Keuskupan di Palangka Raya. Tanggal 30 Mei 2008, “Pastor Pedalaman” merayakan ulang tahun ke-68. Usia yang tidak muda lagi tentu saja. Siapa mau menjadi “Pastor Pedalaman” berikutnya….???? (P. Kosmas Boli Tukan, MSF)

1 responses to “Willibald Pfeufer MSF “Pastor Pedalaman”

  1. Selamat jalan Romo willi’ upahmu Besar di surga doa kami umat mu di pedalaman kalteng

Tinggalkan komentar